CirebonMetro.com – Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan sistem antirudal canggih ke Israel untuk membantu sekutu utamanya di tengah meningkatnya ketegangan dengan Iran.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengotorisasi pengerahan baterai Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) dan personel militer AS ke Israel guna membantu memperkuat pertahanan udara Israel dari serangan serupa pada 13 April dan pada 1 Oktober lalu.
“Baterai THAAD akan menambah sistem pertahanan udara terintegrasi Israel. Tindakan ini menggarisbawahi komitmen kuat Amerika Serikat terhadap pertahanan Israel dan untuk membela warga Amerika di Israel dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran,” kata Sekretaris Pers Pentagon Pat Ryder dalam sebuah pernyataan berdasarkan arahan Presiden AS Joe Biden.
Pengumuman ini disampaikan dua minggu setelah Iran menembakkan rentetan rudal ke Israel sebagai pembalasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah serta seorang jenderal Iran.
Para pemimpin Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah berjanji untuk saling membalas, sehingga memicu kekhawatiran terjadinya perang regional besar-besaran di Timur Tengah.
Awal bulan ini, Biden menyarankan agar Israel menahan diri untuk tidak menyerang fasilitas nuklir atau ladang minyak Iran. Namun pemerintah Israel telah berulang kali menentang peringatan tersebut.
Tidak jelas jadwal waktu sistem THAAD AS akan dikerahkan ke Israel. Seorang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada wartawan, bahwa sekitar 100 tentara akan dikirim ke negara tersebut.
Sebelumnya pada Minggu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan bahwa Washington membahayakan nyawa pasukannya dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di Israel.
“Meskipun kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk membendung perang habis-habisan di kawasan kami, saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki garis merah dalam membela rakyat dan kepentingan kami,” tulis Araghchi di media sosial.
Meskipun AS mengatakan pihaknya mendukung diplomasi dan deeskalasi di kawasan, para kritikus mencatat bahwa Washington menawarkan dukungan militer dan diplomatik yang tak tergoyahkan kepada Israel.
AS memberi Israel setidaknya US$3,8 miliar bantuan militer setiap tahun. Pemerintahan Biden telah mengizinkan US$14 miliar bantuan lebih lanjut kepada sekutunya sejak militer Israel memulai perangnya di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.
Dilansir dari pasundanraya.id. Israel juga baru-baru ini memperluas kampanye pengebomannya di Libanon, setelah baku tembak dengan kelompok Hizbullah Libanon di perbatasan Israel-Libanon selama berbulan-bulan.
Ketika ketegangan terus meningkat, pemerintahan Biden menolak seruan untuk menunda pengiriman senjata ke Israel dan menekan negara tersebut agar mengakhiri perang di Gaza dan Libanon.
Israel sudah menggunakan tiga sistem pertahanan rudal terintegrasi untuk mencegat roket dan rudal yang ditembakkan ke negara tersebut.
Namun sistem THAAD yang akan dikerahkan AS ke Israel memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan sistem lain.
(Leon)